JAKARTA – Meski sempat diguyur hujan, peringatan Upacara HUT Bela Negara ke-67 yang digelar di silang Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Sabtu (19/12/2015), tetap berlangsung lancar.
Upacara yang diikuti ribuan peserta dari berbagai eleman masyarakat tersebut, dihadiri Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla,
yang juga sebagai inspektur upacara, dan Dede Yusuf sebagai komandan upacara.
Upacara yang diikuti ribuan peserta dari berbagai eleman masyarakat tersebut, dihadiri Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla,
yang juga sebagai inspektur upacara, dan Dede Yusuf sebagai komandan upacara.
Dalam sambutannya, Wapres menyatakan, Indonesia harus menjadi bangsa yang berdaulat dan memiliki masyarakat yang semangat kepada Negara.
“Semangat itu berasal dari seluruh rakyat, mulai dari prajurit TNI, petani, nelayan, santri, dan juga yang lainnya,” ucap pria yang akrap disapa JK tersebut.
Wapres juga menyatakan, untuk melakukan bela negara, bangsa Indonesia telah memiliki sejarah, di mana dalam pelaksanaanya tidak harus menggunakan senjata, tetapi dapat dilakukan setiap warga dengan cara membela negara melalui upaya politik maupun diplomasi.
Selain itu, ia pun meminta kepada masyarakat Indonesia agar membangun kebersamaan persatuan dan kesatuan untuk menghadapi semua tantangan.
Upacara kali ini juga turut mengibarkan bendera Merah Putih raksasa yang memiliki ukuran 1.500 meter persegi dengan ukuran panjang 47,43 meter dan lebar 31,62 meter yang dibentangkan di tiang tugu Monas.
Acara ini juga dihadiri para pejabat di pemerintahan, mulai dari Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Kepala BNN Komisaris Jenderal Budi Waseso, dan beberapa menteri.
Sementara itu Dede Yusuf mengatakan bela negara adalah kewajiban setiap warga Negara, maka Pramuka sebagai salah satu organisasi di Indonesia wajib berperan serta di dalamnya dalam konteks memperkuat mewujudkan pertahanan, ketahanan disegala aspek kebangsaan.
“Ketahanan pangan, ekonomi, moral, pertahanan budaya dan moralitas kita, disegala sektor dan lini kita harus kuat,” katanya.
Dalam konteks bela negara ini, Indonesia perlu mewaspadai serangan-serangan luar yang berpotensi memecah-belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Serangan-serangan saat ini tidak lagi dari luar melalui peperangan. Tetapi masuk melalui jalur-jalur budaya, perdagangan, ekonomi, ketenagakerjaan, ini tentu harus kita waspadai,” ujar bekas Wagub Jawa Barat itu.
Karenanya lanjut politisi Partai Demokrat itu, perlu adanya pemahaman terhadap simbol-simbol dan ideologi bangsa yang diberikan kepada generasi muda demi memantapkan rasa bela negara dalam kehidupan berbangsa, salah satunya dengan menjadi seorang Pramuka.
Ada pun harapan bekas pemeran sinetron laga itu terhadap Pramuka ke depannya adalah untuk memiliki regulasinya sendiri yang diharapkan mampu menggelorakan semangat Pramuka kembali berkobar di bumi nusantara.
“Harapan kita adalah regulasi, kalau UU kita sudah punya. Sementara PP nya harus diperkuat. PP yang mewajibkan, khususnya kepala daerah agar menggelorakan semangat pramuka, pendidikan karakter, bela negara dan revolusi mental melalui program seperti pramuka,” katanya. (Tribunnews/Galamedia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar